Penjelasan Singkat Tentang "Banjar"
Banjar adalah komunitas lokal yang menerapkan hukum tradisional, setiap daerah di Bali memiliki Banjar sendiri yang diawasi oleh kepala perwakilan dari setiap keluarga yang tinggal di daerah tersebut. Pemimpin (klian adat) dipilih oleh anggota Banjar dan forum masyarakat digunakan untuk menyetujui apakah pencalonannya mewakili para Dewa. Mereka biasanya bertemu setiap bulan untuk membahas berbagai hal. Mereka menentukan tanggal untuk acara keagamaan setempat, mereka mengumpulkan dana untuk upacara dan mengalokasikannya untuk pemeliharaan pura. Mereka juga memiliki peran dalam transaksi properti yang terjadi di daerah tersebut. Di Banjar disediakan ruangan untuk berkumpul, pertemuan maupun kegiatan bersama lainnya yang berkaitan dengan wilayah setempat dimana Banjar tersebut berada.
Setiap pria yang sudah menikah harus menjadi anggota Banjar. Setiap upacara harus disetujui oleh Banjar dan Banjar yang berbeda dapat berbagi petugas penyenggara di upacara sepanjang tahun. Ketika tiba waktunya untuk membuat keputusan, seorang anggota Banjar harus berbicara atau menyampaikan suara sebagai perwakilan masing-masing keluarga. Sejak 1979 Banjar adalah struktur resmi kepengurusan masyarakat di Indonesia, yang terendah dan paling lokal.
Sementara Banjar mewakili ruang fisik di masa lalu, saat ini dua Banjar berbeda dapat berbagi tempat dalam suatu wilayah atau daerah yang sama, dan istilah Banjar lebih mewakili kelompok orang yang menggabungkannya. Setiap anggota Banjar memiliki tanggung jawab dan harus membantu masyarakat setempat. Seorang anggota Banjar juga merupakan penjaga tradisi. Mereka juga harus mengawasi dan memastikan bahwa orang lokal harus lebih diperhatikan mengenai urusan pekerjaan daripada orang asing, mengatur lalu lintas ketika ada upacara adat atau keagamaan dan kadang-kadang bertindak sebagai perantara atau penengah dalam beberapa konflik.