Bali menderita selama bertahun-tahun dari konsekuensi yang tidak terelakkan dari imbas pariwisata massal dan pengembangan pulau.
Di Bali, sektor pariwisata menyumbang sekitar 50% dari Produk Domestik Bruto dan 25% lapangan pekerjaan, tetapi disisi lain sektor pariwisata di Bali mengeksploitasi 60% sumber daya air.
Erosi pantai juga menjadi perhatian dalam beberapa tahun terakhir. Ini merugikan penduduk lokal dan kesehatan masyarakat di pulau itu.
Kesadaran ekologis di Bali baru mulai dirasakan oleh sebagian kalangan, namun masalah sampah terus berlanjut. Setiap hari lebih dari 13.000 meter kubik sampah terkumpul. Selain itu, pengelolaan sampah di Bali sangat buruk: pengumpulan sedikit, sedikit daur ulang, dan ketika diambil, mereka dibuang ke sungai atau ke hutan. Untuk menghilangkan limbah ini masyarakat Bali wajib membakarnya atau bahkan menguburnya, yang sangat merusak kualitas udara dan mencemari air tanah. Masalah terbesar adalah bahwa pemerintah tidak melakukan tindakan apa pun untuk mendorong perbaikan. Saat ini, ada sejumlah asosiasi yang peka terhadap isu lingkungan dan dampak pencemaran di Pulau Dewata. Sangat penting bahwa refleksi dilakukan di antara penduduk lokal, penduduk, pengusaha pariwisata dan wisatawan untuk membuat jalur yang mendorong pengurangan dampak polusi di Bali, dengan berevolusi dan mendukung pariwisata yang bertanggung jawab terhadap semua pemangku kepentingan.
Sikap harus berkembang untuk menghormati alam, budaya lokal dan lingkungan.
Spiritualitas Hindu di Bali dapat mendorong kemajuan ini berkat filosofi Bali "TRI HITA KARANA" yang terdiri dari menjaga keharmonisan antara manusia, lingkungan dan spiritualitasnya. Di Bali, Green School of Kul-Kul Camp memberi harapan. Sekolah yang seluruhnya dibangun dari bambu ini terinspirasi oleh karya arsitektur Leonardo da Vinci yang sangat bermanfaat.
Jenjang di sekolah ini dimulai dari prasekolah hingga sekolah menengah atas dan didirikan oleh dua prekursor fair trade. Refleksi dan pendidikan diarahkan pada pengetahuan tentang alam, lingkungan, dan penghargaan terhadap ekosistem.
Sekolah ini didukung oleh Sustainable Educational Trust. Namun, inisiatif ini sayangnya hanya dapat diakses oleh elit sosial Bali dan internasional.