Bali akan memiliki jaringan kereta api pertamanya. Saat ini, Bali tengah berencana membangun sistem transportasi kereta api ringan (LRT). LRT tersebut bertujuan untuk menghubungkan Bandara Internasional Ngurah Rai ke Kuta dan proses konstruksi diharapkan dapat dimulai dalam beberapa bulan mendatang.
Untuk melakukan ini, Korea Overseas Infrastructure & Urban Development Corporation (KIND), Korean Rail Network Authority (KRNA), dan perusahaan konstruksi publik Nindya Karya telah menandatangani perjanjian untuk mengizinkan pengembangan sistem kereta ringan dilakukan di Bali.
MoU tersebut menyusul pengumuman Gubernur Bali, I Wayan Koster pada Mei lalu ketika ia mengumumkan perbaikan angkutan umum di pulau tersebut, terutama yang menghubungkan bandara ke beberapa kawasan pariwisata.
“Jaringan LRT baru bisa memberikan alternatif baru untuk menjangkau bandara, yang bisa mengurangi lalu lintas di sekitar bandara,” kata Ikmal Lukman, deputi penanggung jawab perencanaan berbagai investasi di Badan Koordinasi Penanaman Modal (BKPM).
Metro ringan mewakili investasi sebesar 5.000 miliar Rupiah, yang setara dengan 365 juta dolar AS. Jaringan tersebut akan membentang sepanjang 4,78 kilometer dan akan terdiri dari 4 stasiun dan terminal yang berada di sekitar Kuta.
Menurut Plt. Chief Executive Officer Nindya Karya, Haedar A Karim, light rail tersebut akan menjadi salah satu dari banyak proyek infrastruktur yang akan datang ke Bali, karena pengembangan ini nantinya akan mencakup pengembangan kota hijau dan beberapa proyek berorientasi transit lainnya di sekitar Seminyak. dan Kuta.
Proyek sistem transportasi kereta ringan diharapkan dapat beroperasi sesuai dengan Haedar pada tahun 2020.